Laksana Bidadari dalam Hati Suami 1 (Berhias Untuk Suami) | ||
Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk
menerima gelar solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan
dari Allah s.w.t.
Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu:
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami
Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut:
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah s.w.t. ?
- Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat
- Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
- Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
- Berbuat baik kepada ibu & bapa
- Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
- Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
- Bersikap baik terhadap tetangga
2. Taat kepada suami
- Memelihara kewajipan terhadap suami
- Sentiasa menyenangkan suami
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
- Tidak cemberut di hadapan suami.
- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
- Tidak keluar tanpa izin suami.
- Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
- Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
- Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
- Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik & kecantikannya serta rumah
tangga
FAKTOR YANG MERENDAHKAN MARTABAT WANITA
---------------------------------------
Sebenarnya puncak rendahnya martabat wanita adalah datang dari faktor dalam.
Bukanlah faktor luar atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemborkan
oleh para pejuang hak-hak palsu wanita.
Faktor-faktor tersebut ialah:
1) Lupa mengingat Allah
Kerana terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara anak-anak,
maka tidak heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah
lalai dari mengingat Allah. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan
saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syetan akan mengarahkan
hawa nafsu agar memainkan peranannya.
Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-Jathiah, ayat 23: artinya:
" Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya."
Sabda Rasulullah s.a.w.: artinya:
"Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung
kepada apa yang telah aku sampaikan." (Riwayat Tarmizi)
Mengingati Allah s.w.t. bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri
majlis-majlis ilmu.
2) Mudah tertipu dengan keindahan dunia
Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya.
Bukan itu saja, malahan syetan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum
lelaki agar sama-sama bergelimang dengan dosa dan noda.
Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah s.w.t. hanya kerana kenikmatan
dunia yang terlalu sedikit.
Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-An'am: artinya:
" Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian
dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa,
oleh karena itu tidakkah kamu berfikir."
3) Mudah terpedaya dengan syahwat
4) Lemah iman 5) Bersikap suka menunjuk-nunjuk.
Ad-dunya mata' , khoirul mata' al mar'atus sholich
Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah Wanita sholihah.
KEINDAHAN WANITA SOLEHA HARAPAN PEMUDA SOLEH
MENYEMPURNAKAN JILBAB
Sejauh mana seorang muslimah memahami makna dari kerudung dan jilbab,
ini memerlukan proses pembelajaran untuk meyempurnakan pemahaman
terhadap dua hal tersebut. Perintah (kewajiban) dari Allah SWT bagi
seorang muslimah untuk menggunakan kerudung terdapat dalam dalam QS. An
Nur;31, dikatakan, bahwa wanita muslimah dilarang menampakkan
perhiasannya, kecuali yang biasa ditampakkannya. Dalam hal ini para
ulama sepakat, bagian wanita yang boleh dilihat oleh laki-laki asing
(bukan muhrimnya) hanya wajah dan telapak tangannya.
Dan Allah SWT memerintahkan kepada wanita muslimah untuk mengulurkan
kerudungnya (khimar) sampai ke dadanya. Artinya, perintah dari Allah SWT
kepada wanita muslimah untuk menutup rambutnya, sehingga hanya terlihat
wajahnya saja.
jadi jelas syarat yang memenuhi syariat Islam dalam berkerdung yaitu mengulurkannya sampai ke dada.
MEMAKAI KERUDUNG DENGAN CARA DILILITKAN KE LEHER, DIMASUKKAN KE DALAM
BAJU, ATAU YANG TERLIHAT BAGIAN LEHERNYA SANGAT BERTENTANGAN DENGAN
PERINTAH ALLAH SWT. MAKA WANITA MUSLIMAH JENIS INI BELUM MEMAHAMI MAKNA
HAKIKI DARI KERUDUNG ITU SENDIRI.
NIAT SAHABAT-SAHABAT KITA INI SUDAH BAGUS, YAKNI KEINGINAN
UNTUKMENUTUP AURAT, SEBUAH KESALAHAN KALAU KITA YANG SUDAH PAHAM
MENCELA, APALAGI SAMPAI MEMBUAT WANITA MUSLIMAH YANG BELUM MEMAKAI
KERUDUNG SESUAI DENGAN SYAR’I (BELUM SEMPURNA) INI MELEPAS KERUDUNGNYA.
YANG HARUS DILAKUKAN ADALAH MENYOSIALISIKAN DAN MENDORONG
SAHABAT-SAHABAT MUSLIMAH UNTUK MNYEMPURNAKAN PEMAKAIAN KERUDUNG DAN
MENGGUNAKAN JILBAB.
Kalau di Indonesia, kerudung(khimar) dibilang (sama dengan) jilbab,
padahal dalam Al Qur’an, kedua istilah tersebut sangat berbeda.
Hampir rata-rata orang Indonesia salah memaknai jilbab dan kerudung.
Yang namanya sudah berkerudung, berarti wanita muslimah tersebut sudah
berjilbab. Padahal perintah (wajib) menggunakan jilbab terdapat dalam
QS. Al Ahzab: 59.
Jilbab itu adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh, mulai dari
pundak/ kepala sampai leher tertutup hingga seluruh tubuh (kecuali wajah
dan telapak tangan).
Jadi, sebuah kesalahan jika mengatakan jilbab itu sama dengan
kerudung. Supaya sederhana memahaminya, kerudung adalah penutup kepala
yang diulurkan sampai ke dada, sedangkan jilbab adalah pakaian yang
menutupi seluruh bagian tubuh atau sering disebut dengan baju gamis
(baju sambung/ tidak terpisah pakaian atas dengan yang dibawahnya atau
memakai rok).
Dalam QS. Al Ahzab:59 jelas perbedaan antara jilbab dan kerudung.
Syarat jilbab itu sendiri adalah pakaian longgar yang long dress, tak
menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya. tidak transparan, warna tak mencolok,
tidak ketat.Pemahaman ini harus terus disosialisasikan kepada umat.
Alhamdulillah, wanita muslimah masa kini sudah tak malu memakai
kerudung, dan yang harus dipahamkan sekarang bagaimana cara
menyempurnakannya setelah memakai kerudung.
Pertanyaan selanjutnya setelah memakai kerudung, yaitu “Bisa ga ya
kalau pergi ke kantor (kerja) atau kuliah/sekolah memakai jilbab? Kan ga
praktis, enaknya pakai yang pendek-pendek, pakai yang keat-ketat, lebih
praktis..”
Wanita muslimah yang dimuliakan Allah SWT, ketika Allah SWT
menurunkan perintah (wajib) bagi wanita muslimah untuk menggunakan
jilbab (baju kurung/baju gamis), maka sungguh tak akan menghambat wanita
muslimah untuk melakukan pekerjaan atau berbagai hal.
Ada sebuah kisah menarik yang diceritakan oleh Ustadzah Ir. Nani
Wijayati, Pengasuh Women Study on Islam. “Saya sendiri punya pengalaman.
Karena saya berlatarbelakang di bidang pertanian. Dulu, pada saat saya
masih belajar untuk memakai kerudung, awalnya berproses. Pakai kerudung,
bagi yang tak punya busana muslim apalagi jilbab, hanya mempunyai
celana dan kaos panjang, ya pakaila celana dan kaos panjang saja.
Tapi ketika saya telah mengaji dan mengaji, saya berpikiran, “malu ya
kalau kelihatan bentuk tubuh, termasuk kalau pakai celana panjang,”
sehingga saya memakai rok.
Setelah ganti rok, kemudian saya mengaji lagi. Saya merasa belum
sempurna hingga saya memakai jilbab (baju kurung/gamis, pakaian yang tak
terpisah bagian atas dengan yang bawahnya/rok).
Pada saat itu tantangan yang saya hadapi justru, karena pertanian,
saya ada praktik lapangan yaitu membajak sawah dengan traktor besar.
Dosen saya kebetulan non muslim, dan dia mengatakan, “Besok praktik
lapangan, saya tidak bertanggung jawab atas orang yang tak pakai celana
panjang dan kemudian ia kecelakaan saat mengendarai traktor.”
Kita yang pakai kerudung saling liat-liatan, bingung, kita kan dah biasa pakai rok, malu kalau pakai celana (panjang) lagi.
Akhirnya, saya dan beberapa teman menjadi takut karena ancaman dosen
tersebut, daripada kena marah dosen, saya dan beberapa teman berpikiran
untuk praktik kali ini pakai celana panjang.
Tapi saya mencoba untuk membuktikan, kalau memang saya yakin
menggunakan jilbab ini tidak akan menghalangi saya, InsyaAllah Allah SWT
akan menolong dan melindungi saya. Keesokan harinya saya dan 2 orang
teman saya datang dengan menggunakan jilbab.
Dilapangan di traktor, orang-orang melihat aneh kepada saya, orang-orang sudah pakai celana panjang kita masih pakai jilbab.
Tapi saya ingin membuktikan saya harus hati-hati, yang pentingkan
begitu, mau pakai celana panjang atau jilbab, kucina harus hati-hati.
Dan saya setir traktor tersebut tanpa pendamping, kalau yang lain
pakai celana panjang pakai pendamping, saya coba, saya buktikan, saya
setir traktor sendiri, puter-puter berkali-kali tanpa pendamping, tapi
toh Alhamdulillah saya tak celaka.
Artinya, kembali kepada kitanya, InsyaAllah kalau kita mengangap
perkara menggunakan jilbab adalah WAJIB dan benar, pasti Allah SWT akan
memudahkan.
Sebaliknya, kalau kita ragu, tidak akan pernah kita mampu untuk menyempurnakan jilbab.”
Ada kisah yang menarik, seorang akhwat (wanita muslimah) ketika awal
memulai karirnya di dunia pekerjaan, ia awalnya tak menggunakan
kerudung.
Tapi setelah ia mulai mengenal Islam lebih dalam, ia mengaji,
perlahan tapi pasti ia berusaha untuk bertingkah laku Islami, ia mulai
menggunakan kerudung.
Pada saat itu, bosnya kaget melihat perubahan pada wanita muslimah
tersebut yang menggunakan kerudung. Akhirnya bos tersebut marah dan
meminta stafnya (wanita muslimah) ini untuk melepas kerudungnya.
Pertanyaan besarnya, “jika kejadian ini menimpa juga teman-teman kita yang lain, apa yang harus dilakukan oleh wanita muslimah?”
Tidak ada hubungan diantara manusia dengan manusia, yang tidak bisa dikomunikasikan.
Jika ada kasus yang serupa dengan di atas, secara legal tak ada
aturan pemerintah yang melarang, hal tersebut hanya kebijakan personal
dari atasannya yang menilai hal tersebut tak pantas (stafnya yang
memakai jilbab).
Maka bagi wanita muslimah yang memahami apa yang mereka lakukan
memiliki dasar yang jelas (berdasarkan Al Qur’an dan Sunah), yang harus
dilakukan adalah mengkomunikasikan dengan baik dengan atasan tersebut.
Jangan dulu berprasangka (su’udzon) dengan atasan, bisa jadi hal itu
dilakukan atasan karena ia belum paham atau mereka ga suka.
Artinya untuk mengubah atasan dari yang tak suka menjadi suka atas
wanita muslimah (stafnya) yang memakai jilbab, butuh proses komunikasi.
Yang harus dilakukan adalah mengomunikasikan keatasan dengan baik
perihal mengapa seorang wanita muslimah (stafnya) memutuskan untuk
(berubah) berkerudung dan berjilbab, dan perubahan itu tak mempengaruhi
etos kerja seorang muslimah dalam pekerjaannya. Itulah sebenarnya
komitmen muslimah tersebut ketika bekerja di dalam perusahaan.
Jadi, jika muslimah itu sendiri merasa, “ini pantes ga ya, ini
dilarang ga ya?” ini kan perasaan yang mempengaruhi, bahwa kita tidak
boleh menyerahkan keputusan kita hanya dengan perasaan, itukan buat
orang yang rasional.
Makanya jangan pernah menyerah, jangan mundur untuk berkerudung dan
bejilbab ketika tantangan itu ada di jaman saat ini. Kalau kita bisa
menunjukkan kapabilitas kita memang dibutuhkan dalam perusahan itu, maka
masalah pakaian bukan menjadi permasalahan utama lagi.
Ketika hal ini berhasil dilakukan, maka akan seperti bola es dan
magnet, yang lain akan terpengaruh (baik), “wah ternyata berjilbab itu
indah ya, nyaman dan tak menakutkan, ternyata kita bisa mengerjakan
tugas di perusahaan dengan baik dan professional.”
Di dalam memahami islam, apapun termasuk dalam ibadah, pakaian, gaya
hidup kita, semua ada tuntunannya di dalam Islam, sehingga kita jangan
pernah berhenti untuk mencari dan menggali serta memahami tuntunan yang
telah Allah SWT berikan melaui Rosululloh Muhammad Saw untuk ita jadikan
sebagai gaya hidup kita. Baik dalam berpakaian sehari-hari, menjalin
hubungan dengan manusia yang lain, membentuk ikatan yang harmonis dalam
ikatan keluarga, menata persaudaraan dll, jangan pernah lepas dari
tuntunan Allah SWT dan Rosul Nya Muhammad Saw.
INTINYA MAH, YANG MASIH MEMAKAI KERUDUNG (PAKAIANNYA MASIH TERPISAH
ANTARA BAGIAN ATAS DENGAN BAGIAN BAWAH/MEMAKAI ROK), SEMOGA LANTARAN
MEMBACA ARTIKEL INI TERDORONG UNTUK MENYEMPURNAKAN MEMAKAI JILBAB).
semoga Allah SWT memudahkan untuk memakai keduanya.
Ustadzah: Ir. Nani Wijayati, Pengasuh Women Study on Islam
Dalam kumpulan Artikel Alghifari, Mahasiswa STKS Bandung
alfahrisi.wordpress.com
bagian merah disebut kerudung, warna biru disebut jilbab, di dalamnya ada pakain lagi.
semoga Allah Swt memudahkan untuk memakai keduanya.
|
CIRI-CIRI WANITA SOLEHAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Saya lebih senang melihat wanita yang menggunakan busana secara syar'i, sekarang keluarga saya sudah menggunakan busana secara syar'i. Saat ini banyak Produsen Mukena dan gamis yang menawarkan berbagai macam model.
BalasHapus